Senin, 02 April 2012

MAKALAH Prof.dik klompok ^6

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan).  Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar proses belajar mengajar lebih efektif.
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat menunjang atas tercapainya suatu tujuan dari pendidikan, sebagai seorang personal pendidikan kita dituntut untuk menguasi dan memahami administrasi sarana dan prasarana, untuk meningkatkan daya kerja yang efektif dan efisien serta mampu menghargai etika kerja sesama personal pendidikan, sehingga akan tercipta keserasian, kenyamanan yang dapat menimbulkan kebanggaan dan rasa memiliki baik dari warga sekolah maupun warga masyarakat sekitarnya. Lingkungan pendidikan akan bersifat positif atau negatif itu tergantung pada pemeliharaan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri.
B.       PERMASALAHAN
1.      Apa yang di maksud dengan administrasi pendidikan ?
2.      Apa tujuan mempelajari administrasi pendidikan ?
3.      Sebutkan fungsi dari administrasi pendidikan ?


BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Administrasi Pendidikan
Secara etimologis, kata administrasi berasal dari kata latin “ad” yang berarti kepada dan “ministro” berarti melayani. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.
Secara garis besarnya administrasi adalah upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-orang dalam suatu pola kerjasama. Efektif dalam arti hasil yang dicapai upaya itu sama dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisien berhubungan dengan penggunaan sumber dana, daya dan waktu yang ekonomis.
Hadari Nawawi dalam bukunya Administrasi Pendidikan mengatakan, “administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama dalam lembaga pendidikan formal”.
G.Z. Roring mengartikan administrasi pendidikan sebagai cara bekerja dengan orang-orang dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang efektif, yang berarti mendapatkan hasil yang baik, tepat dan benar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Jadi administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Administrasi merupakan suatu kegiatan yang melibatkan sumber daya manusia. Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka administrasi pendidikan merupakan ”kegiatan yang ditujukan untuk mengoptimalkan (efektif dan efisien) pencapaian tujuan pendidikan melalui penataan berbagai sumber daya, manusia, kurikulum dan fasilitas” (Engkoswara, dalam Burhanuddin, 1998:12). Jika ditinjau dari berbagai aspek, maka administrasi dapat diartikan sebagai:
Ø Administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud.
Ø Administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
Ø Administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
Ø Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi pemborosan.
Ø Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator penddikan itu
Ø Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu.
Ø Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.
Ø Administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
Tujuan Administrasi Pendidikan
Pada dasarnya tujuan pokok dan administrasi pendidikan adalah keinginan untuk memanifestasikan efektifitas dan efisiensi (serta produktifitas) yang optimal dalam penyelenggaraan tugas-tugas operasional kependidikan yang bersifat teknis edukatif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di lingkungan pendidikan formal (sekolah). Dengan kata lain bahwa tujuan kegiatan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan kegiatan operasional kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan secara umum (Nasional) di Indonesia dirumuskan dalam Bab II Pasal 4 UTJ RI. No. 2 /1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Fungsi Administrasi Pendidikan
Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.
Proses sebagai fungsi administrasi pendidikan
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci.
               i.     Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi alternatif.
             ii.          Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.
           iii.           Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
           iv.          Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.
             v.          Pembiayaan
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
           vi.          Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk: a) memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta d). memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.
BAB III
KESIMPULAN
Secara garis besarnya administrasi adalah upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-orang dalam suatu pola kerjasama. Efektif dalam arti hasil yang dicapai upaya itu sama dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisien berhubungan dengan penggunaan sumber dana, daya dan waktu yang ekonomis.
Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka administrasi pendidikan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengoptimalkan (efektif dan efisien) pencapaian tujuan pendidikan melalui penataan berbagai sumber daya, manusia, kurikulum dan fasilitas.
Tujuan pokok dan administrasi pendidikan adalah keinginan untuk memanifestasikan efektifitas dan efisiensi (serta produktifitas) yang optimal dalam penyelenggaraan tugas-tugas operasional kependidikan yang bersifat teknis edukatif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di lingkungan pendidikan formal (sekolah).
Fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian.


DAFTAR PUSTAKA


LAPORAN HASIL OBSERVASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI YKAB SURAKARTA


LAPORAN HASIL OBSERVASI
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA
DI YKAB SURAKARTA


KELOMPOK :
1.      DHIAN MAGETI                 / K2310024
2.      FATIMA ISTIQOMAH DJ / K2310038
3.      MUKHIBAH RIZKI H.       / K2310065
4.      NUR SYAKIRAH R. P. S   / K2310070
5.      SEPTI WULANDARI         / K2310086

PENDIDIKAN FISIKA 2010 C
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012





LAPORAN HASIL OBSERVASI
DI YKAB HOS. COKROAMINOTO
SURAKARTA

A.    Pendahuluan
a.      Latar Belakang
Kegiatan observasi ini  merupakan kegiatan pembelajaran mata kuliah Pendidikan Inklusi di program studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret. Kegiatan observasi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengenal secara langsung anak anak yang berkebutuhan khusus. Dengan mata kuliah ini diharapkan  dapat membantu para mahasiswa sebagai calon guru dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di berbagai daerah di Indonesia.
Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, perlu adanya identifikasi bagi anak didik berkebutuhan khusus agar keberadaan mereka dapat diketahui sedini mungkin. Setelah dilakukan identifikasi, selanjutnya diberikan program pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing yang kemudian sebagai acuan untuk pemberian layanan Pendidikan Khusus secara inklusif.  Berdasarkan peraturan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan / atau bakat istimewa perlu mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan hak asasinya yang diselenggarakan secara inklusif.
Yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah system penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam  pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Mengalami  hambatan dalam belajar dan perkembangan sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.
Klasifikasi anak berkebutuhan khusus diantaranya tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,anak autis, anak lamban belajar dan anak dengan kecerdasan istimewa (gifted and talented).
Pada kesempatan ini dilakukan observasi YKAB HOS. COKROAMINOTO yang merupakan yayasan kesejahteraan untuk anak tunanetra agar para mahasiswa lebih mengenal pendidikan anak-anak tunanetra.

B.     Pembahasan
a.       Pelaksanaan observasi
Hari/ tanggal   : Rabu, 21 Maret 2012
Tempat              :YKAB (Yayasan Kesejahteraan Anak Buta) HOS.COKROAMINOTO, Jagalan , Jebres, Surakarta
b.      Hasil Observasi
1.      Karakteristik tunanetra :
Anak dengan gangguan penglihatan (Tunanetra) adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihataan sedemikian rupa, sehingga membutuhkan layanan  khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya.
·         Ciri-ciri fisik:
-          Kurang melihat (kabur), tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 m.
-          Kesulitan mengambil benda kecil didekatnya.
-          Tidak dapat menulis mengikuti garis lurus.
-          Sering meraba-raba dan tersandung waktu berjalan,
-          Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik kering. 
-          Tidak mampu melihat.
-          Mata bergoyang terus
·         Intelektual
Intelektual atau kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak berbeda jauh dengan anak normal/awas. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah. Intelegensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya. Mereka juga punya emosi negatif dan positif, seperti sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah, bahagia dan sebagainya
·         Sosial
- Menutup diri
- Perasaan mudah tersinggung
- Curiga terhadap orang lain
- Mengenal orang lewat suara/rabaan
- Antisipasi terhadap orang yang pernah mengecewakannya
Anak tunanetra sebagaimana anak lainnya, membutuhkan pendidikan untuk mengem-bangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Oleh karena adanya gangguan penglihatan, anak tunanetra membutuhkan layanan khusus untuk merehabilitasi kelainannya, yang meliputi: latihan membaca dan menulis huruf Braille, penggunaan tongkat, orientasi dan mobilitas, serta latihan visual/fungsional penglihatan.
Layanan pendidikan bagi anak tunanetra dapat dilaksanakan melalui sistem segregasi, yaitu secara terpisah dari anak awas; dan integrasi atau terpadu dengan anak awas di sekolah biasa. Tempat pendidikan dengan sistem segregasi, meputi: sekolah khusus (SLB-A), SDLB, dan kelas jauh/kelas kunjung.

2.      Lembaga Pendidikan
YKAB HOS. COKROAMINOTO
Jl. Cokroaminoto 43, Jagalan, Surakarta

3.      Kurikulum Pembelajaran
a.          Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan Khusus
Berdasarkan Permendiknas Republik Indonesia, struktur kurikulum satuan pendidikan khusus tunanetra dikembangkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
b.      Kurikulum untuk peserta didik berkelainan tanpa disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, menggunakan sebutan kurikulum SLB-A, SMPLB-A dan SMALB-A.
c.       Kurikulum untuk peserta didik berkelainan yang disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, menggunakan sebutan Kurikulum SDLB C, C1, D1, G ; SMPLB C, C1, D1, G ; dan SMALB C, C1, D1, G.
d.      Kurikulum satuan pendidikan SDLB-A relative sama dengan kurikulum SD umum. Pada satuan pendidikan SMPLB-A dan SMALB-A dirancang untuk peserta didik yang tidak memungkinkan dan/atau tidak berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tinggi.
e.       Proporsi muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMPLB-A terdiri atas 60% - 70% aspek akademik dan 40% - 30% berisi aspek keterampilan vokasional. Muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMALB-A terdiri dari 40% - 50% aspek akademik dan 60% - 50% aspek keterampilan vokasional.
f.       Kurikulum satuan pendidikan SDLB, SMP LB, SMALB C, C1, D1, G dirancang sangat sederhana sesuai dengan batas-batas kemampuan peserta didik dan sifatnya lebih individual.
g.      Pembelajaran untuk satuan pendidikan SDLB, SMP LB, SMALB C, C1, D1, G menggunakan pendekatan tematik.
h.      Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar mata pelajaran umum SDLB-A, SMPLB-A, SMALB-A, mengacu kepada SK dan KD sekolah umum yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan khusus peserta didik, dikembangkan oleh BSNP, sedangkan SK dan KD untuk mata pelajaran Program Khusus dan Keterampilan dikembangkan oleh satuan Pendidikan Khusus dengan memperhatikan jenjang dan jenis satuan pendidikan.
i.        Pengembangan SK dan KD untuk semua mata pelajaran SDLB, SMP LB, SMALB C, C1, D1, G diserahkan kepada satuan pendidikan khusus yang bersangkutan dengan memperhatikan tingkat dan jenis satuan pendidikan.
j.        Program khusus sesuai dengan jenis kelainan peserta didik tuananetra yaitu orientasi dan mobilitas.
k.      Jumlah dan alokasi waktu jam oembelajaran diatur sebagai berikut.
·               Jumlah jam pelajaran SDLB-A kelas I, II, III, berkisar antara 28 – 30 jam pembelajaran per minggu dan 34 jam pembelajaran/minggu untuk kelas IV, V, VI. Kelebihan dua jam pembelajaran dari SD umum karena ada tambahan mata pelajaran program khusus
·               Jumlah jam pemebalajaran SMPLB-A kelas VII, VIII, IX adalah 34 jam/minggu. Kelebihan dua jam pembelajaran dari SMP umum karena ada tambahan mata pelajaran program khusus
·               Jumlah jam pembalajaran SMALB-A kelas X, XI, XII adalah 36 jam /minggu, sama dengan jumlah jam pembelajaran SMA umum. Program khusus pada jenjang SMALB bersifat fakultatif dan tidak termasuk beban pembelajaran
·               Jumlah jam pelajaran SDLB, SMP LB, SMALB C, C1, D1, Gsama dengan jumlah pelajaran pada SDLB-A, SMP LB-A, SMALB-A melalui pendekatan tematik.
·               Alokasi per jam pembelajaran untuk SDLB-A, SMPLB-A, dan SMALB-A masing-masing adalah 30’, 35’, dan 40’. Selisish 5 menit dari sekolah regular disesuaikan dengan kondisi peserta didik berkelainan
4.      Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar pada siswa berkebutuhan khusus (tunanetra) hampir sama  dengan siswa regular. Hanya saja, terdapat perbedaan pada kurikulum.Kurikulum siswa berkebutuhan khusus (tunanetra) telah dimodifikasi sehingga sesuai dengan kebutuhan siswa dan dirancang dengan menyesuaikan dengan karakteristik siswa berkebutuhan khusus (tunanetra).
Dalam proses belajar mengajar tersebut, sangat ditunjang dengan keahlian khusus pendidik (guru) dalam penyampaian materi dan pembentukan karakteristik siswa.Pendidik (guru) haruslah memiliki kesabaran lebih dan memiliki semangat yang tinggi serta kukuh untuk membantu dan mencerdaskan siwa.Sehingga dengan arahan tersebut, seorang pendidik pada siswa berkebutuhan khusus (tunanetra) diharapkan mempunyai metode dan teknik sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut.
Selain ditunjang dengan keahlian khusus pendidik (guru), sangat diperlukan pula alat bantu dalam penyampaian materi kepada siswa berkebutuhan khusus (tunanetra). Dengan alat bantu seperti huruf braille, komputer bicara (dengan aplikasi Jaws) dapat membantu dalam mentransfer ilmu dari pendidik (guru) kepada siswa berkebutuhan khusus (tunanetra).
Proses belajar mengajar tersebut diharapkan dapat menciptakan pribadi siswa yang mempunyai  keahlian akademis dan akhlak yang baik.
5.      Kegiatan ekstrakurikuler
-          Pramuka
-          Karawitan 

6.         Sarana Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar mengajar di YKAB HOS. COKROAMINOTO, Jebres, Surakarta adalah sebagai berikut.
1)      Alat Bantu Pembelajaran
a)      Huruf Braille
b)      Komputer Bicara (menggunakan aplikasi Jaws)
c)      Reglet
d)     Sabak dan paku untuk penulis pemula (anak TK)
2)      Alat Bantu Komunikasi
Handphone Bicara
3)      Alat Bantu yang Menunjang Ekstrakurikuler
a)      Alat-Alat Karawitan
b)      Alat-Alat Band
c)      Alat-Alat Olahraga (pingpong)
d)     Alat-Alat Permainan (catur)
4)      Perpustakaan
a)      Kaset dan CD
Berjumlah 1152 buah, kaset di dapat dari mitra  netra dan balai penerbitan Braile, siswa di YKAB lebih suka mendengarkan kaset dan CD cerita novel, kaset dan CD sudah tidak begitu di minati lagi oleh siswa karena mereka lebih suka membaca.
b)      Buku dengan huruf braille
terdapat berbagai macam buku braile di perpustakaan YKAB bahkan ada juga atlas braile,Al- Qur’an Braile,dll.
5)      Fasilitas sekolah
a)      Ruang ICT
b)      Ruang perpustakaan
c)      Kantor guru
d)     Kantin
e)      Asrama
f)       Ruang Terapi

7.         Pelaku Pendidikan
1)            Siswa
Siswa di YKAB HOS CKROAMINOTA Terdiri dari siswa TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Jumlah keseluruhan 66 siswa. Semua siswa memiliki keterbatas tuna netra yaitu tunanetra total dan sebagian. Ada juga yang mempunyai lebih dari satu(ganda) kebutuhan khusus. Siswa tidak hanya berasal dari daerah sekitar Surakarta saja namun ada yang berasl dari Semarang, Temanggung, Kudus, dll. Pada dasarnya, siswa- siswa yang memiliki keterbatasan tunanetra banyak yang memiliki IQ sama dengan orang normal, mereka juga memiliki bakat yang dikembangkan di sekolah seperti Seni karawitan, Band, Massage, menyanyi, sebagian dari mereka bahkan sudah mendapat juara baik lokal maupun nasional.
Siswa yang mempunyai kemampuan akademis dan non akademis istimewa atau sama dengan siswa normal dan mampu mengikuti proses pembelajaran di sekolah umum dapat melanjutkan ke TK,SD,SMP dan SMA inklusi.TK inklusi yang ada di Surakarta dan Sekitarnya misalnya TK Al Islam surakarta,SD inklusi misalnya: SD Petoran, SD Bromontakan, SD Pajang 1, SD manahan 1 dan SD kartopuran. SMP inklusi misalnya: SMP 12 Surakarta, SMP 8 Surakarta dan SMP 20 Surakarta. SMA inklusi misalnya: SMA N 8 Surakarta dan SMA Muhammadiyah 5 Kebakkramat. Untuk tingakatan SMA inklusi di bidang bakat dan seni siswa dari YKAB dapat melanjutkan ke SMK 8 Surakarta. Lulusan dari SMA inklusi dapat melanjutkan ke universitas sesuai dengan kemampuan akademik dan bakatnya. Universitas yang menjadi rujukan bagi anak-anak berkebutuhan khusus dari lulusan YKAB yaitu IAIN Surakarta, ISI Surakarta, UIN Jogjakarta.
Pada dasarnya  di YKAB ini khusus untuk anak berkebutuhan khusus Tuna netra, namun pada kenyataannya juga menerima beberapa siswa yang menderita Autis dan Lamban belajar meskipun mereka tidak tunanetra. Ada juga siswa yang tunanetra autis dan tunanetra lamban belajar, mereka dikelompokkan kedalam kelas ganda.
Karakteristik siswa di YKAB sama seperti anak-anak normal, mereka ceria dan menikmati hidupnya. Bahkan mereka tidak terlihat sebagai anak yang memiliki kebutuhan khusus. Hanya saja, mereka lebih sensitif terhadap suara. Kebanyakan anak yang kami temui ramah, terbuka, supel dan periang.          
2)            Guru
            Guru di YKAB HOS COKROAMINOTO terdiri dari:
-          17 orang PNS di pekerjakan
-          1 orang PNS profesi yang diangkat oleh Provinsi
-          1 orang guru agama dari Depag
-          7 orang guru Wiyata Bakti.
 Jadi seluruh guru yang ada di YKAB berjumlah 26 orang. Satu guru di sekolah luar biasa seharusnya mengampu 8 orang siswa berkebutuhan khusus, namun di YKAB satu orang guru maksimal mengampu 5 orang siswa, bahkan untuk kelas 4 SD LB seorang guru hanya mengampu 1 orang siswa. Kepala sekolah di YKAB ini, terjun langsung mengawasi dan memberikan pelajaran terhadap siswa berkebutuhan khusus.
3)            Karyawan
            Terdiri dari penjaga kebersihan dan petugas ICT.

8.         Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada anak tunanetra pada dasarnya sama dengan yang dilakukan terhadap anak awas, namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi tes/soal dan teknik pelaksanaan tes. Materi tes atau pertanyaan yang diajukan kepada anak tunanetra tidak mengandung unsur-unsur yang memerlukan persepsi visual; apabila menggunakan tes tertulis, soal hendaknya diberikan dalam huruf braille atau menggunakan reader (pembaca) apabila menggunakan huruf awas.
9.         Profil Siswa
IDENTITAS
Nama                                  : Markus Andra Tri Praditya
Tahun Lahir                        : 2002
Jenis Kelamin                     : laki-laki
Anak Ke                             : 1
Orang Tua                           : Ayah dan Ibu
KONDISI FISIK
Diagnosa                             : Tuna Netra
Kecacatan                           : masalah gangguan penglihatan
Penyebab keccacatan          : bawaan sejak lahir
Kondisi kesehatan umum   : cukup baik
Kondisi gizi                        : cukup (nasi, sayur, lauk-pauk)
Alat bantu                           : tidak perlu
Pendidikan                         : SD kelas 4
Sosial                                  : - belum berpartisipasi dalam keluarga dan belum   bisa mengontrol emosinya.
                                               -Pendiam dan pemalu
Kemampuan untuk hidup sendiri:   belum mampu

KEUNGGULAN
                 Mandiri dalam melakukan aktivitas pribadi
                 Komunikasi lancar (pendengaran dan wicara lancar)
                 Sudah bisa menulis dengan diberi contoh
                 Cepat menangkap materi pelajaran
KELEMAHAN
     Kondisi penglihatannya

C.    Kesimpulan
-          Anak dengan gangguan penglihatan (Tunanetra) adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihataan sedemikian rupa, sehingga membutuhkan layanan  khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya.
-          Karakteristik anak tunanetra:
·         Ciri-ciri fisik:
-       Kurang melihat (kabur), tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 m.
-       Kesulitan mengambil benda kecil didekatnya.
-       Tidak dapat menulis mengikuti garis lurus.
-        Sering meraba-raba dan tersandung waktu berjalan,
-       Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik kering. 
-       Tidak mampu melihat.
-       Mata bergoyang terus
·         Intelektual
Intelektual atau kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak berbeda jauh dengan anak normal/awas. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah. Intelegensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya. Mereka juga punya emosi negatif dan positif, seperti sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah, bahagia dan sebagainya
·         Sosial
- Menutup diri
- Perasaan mudah tersinggung
- Curiga terhadap orang lain
- Mengenal orang lewat suara/rabaan
- Antisipasi terhadap orang yang pernah mengecewakannya
-          YKAB merupakan lembaga yang melayani anak berkebutuhan khusus tunanetra. Selain itu juga menerima siswa autis dan lamban belajar.
-          YKAB terdiri dari TK LB-A,SD LB-A, SMP LB-A dan SMA LB-A.
-          Kurikulum, strategi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang ada di YKAB sama dengan sekolah umum, hanya memerlukan modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
-          Selain ditunjang dengan keahlian khusus pendidik (guru), sangat diperlukan pula alat bantu dalam penyampaian materi kepada siswa berkebutuhan khusus (tunanetra). Dengan alat bantu seperti huruf braille, komputer bicara (dengan aplikasi Jaws) dapat membantu dalam mentransfer ilmu dari pendidik (guru) kepada siswa berkebutuhan khusus (tunanetra).
-          Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar mengajar di YKAB HOS. COKROAMINOTO, Jebres, Surakarta adalah sebagai berikut.
a.    Alat Bantu Pembelajaran berupa:Huruf Braille,Komputer Bicara (menggunakan aplikasi Jaws),Reglet,Sabak dan paku untuk penulis pemula (anak TK)
b.   Alat Bantu Komunikasi: Handphone Bicara
c.    Alat Bantu yang Menunjang Ekstrakurikuler : Alat-Alat Karawitan,Alat-Alat Band,Alat-Alat Olahraga (pingpong),Alat-Alat Permainan (catur)
d.   Perpustakaan :Kaset dan CD , Buku dengan huruf braille
e.    Fasilitas sekolah :Ruang ICT,Ruang perpustakaan,Kantor guru,Kantin,Asrama, Ruang Terapi
-          Pelaku pendidikan :siswa,guru,kepala sekolah dan karyawan
-          Evaluasi pembelajaran hampir sama dengan sekolah normal hanya saja saat UAN menggunakan huruf Braile.







D.    Lampiran
                                      mesin pencetak huruf Braile                                                 Reglet dan paku
aplikasi huruf Braille di computer                                                                              Buku-buku di perpustakaan








                          Kegiatan belajar mengajar