Selasa, 15 Mei 2012

LAPORAN HASIL OBSERVASI SEKOLAH INKLUSI SMA MUHAMMADIYAH 5 KARANGANYAR


LAPORAN HASIL OBSERVASI SEKOLAH INKLUSI
SMA MUHAMMADIYAH 5  KARANGANYAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Inklusi
Dosen Pengampu  Ibu Dr.Nonoh Siti Aminah, M.Pd

UNS 









Disusun Oleh:
Pend. Fisika’10 C

Dhian Mageti                         (K2310024)
Erdila Kristy Larasati            (K2310033)
Fatima Istiqomah Dj              (K2310038)
Fransisca                                (K2310097)


PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
SURAKARTA
2012

I.                   Waktu dan Tempat Observasi
Pada observasi kali ini, observasi dilakukan pada hari hari Sabtu, 5 Mei 2012 bertempat di SMA Muhammadiyah 5 Karangayar. Kami berangkat pada pukul 07.30 WIB dan berakhir melakukan observasi pada pukul 10.00 WIB. SMA Muhammadiyah 5 Karangayar terletak di Jalan Raya Solo – Sragen Km 10, Sroyo, Jaten, Karanganyar. Kami kesana dengan mengendarai sepeda motor. Pada kesempatan kali ini, Ibu Dr.Nonoh Siti Aminah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah inklusi tidak dapat hadir. Oleh karena itu, sesampai disana kami di sambut oleh Bu Cahyo. Kemudian kami diarahkan untuk masuk ke kelas yang kosong. Kebetulan kelas XII sudah menempuh ujian nasional sehingga diliburkan. Sedangkan kelas X dan XI masih belangsung kegiatan belajar mengajar (KBM). Kami disambut dan diberi arahan gambaran secara umum oleh kepala sekolah.
Di sekolah inklusi ini menyediakan pengajaran untuk anak yang berkebutuhan khusus, dan anak yang normal. Bisa dibilang seperti sekolah reguler biasa hanya saja ada murid yang mempunyai kebutuhan khusus. Anak ABK di SMA ini ada yang slow learning, tuna daksa dan tuna netra.

II.                Hasil Observasi
A.    Kepala Sekolah
Kepala sekolah SMA Muhammadiyah 5 Karangayar bernama bapak sumarno. Bapak sumarno adalah lulusan Pendidikan Moral pancasila atau biasa disebut PMP pada tahun 1983 di UNS, beliau berdomisili di Jatiwarno, Klaten. Beliau menyambut kami dengan ramah dan baik. Kemudian melanjutkan kuliahnya di prodi BP. Bapak Sumarno di angkat menjadi guru sejak 1983. Bapak Sumarno mulai menjadi kepala sekolah di SMA Muhammadiyah 5 Jaten mulai 7 Februari 2012, sebelumnya beliau mengajar di SMAN 2 Karanganyar.
Menurut bapak Sumarno, di SMA Muhammadiyah 5 Karangayar banyak siswa yang berasal dari SMP YKAB Surakarta. Diantaranya kelas X teriri dari 2 orang  yaitu Martin dan Tutuk, kelas XI terdiri dari 2 orang yaitu Gilang dan Dwi, sementara itu kelas XII terdiri dari 1 orang bernama Ardiansyah. Menurut beliau Ardiansyah pernah juara I Tartil Al.Qur’an dan hobinya adalah menyanyi. Siswa – siswi tersebut merasa lebih nyaman sekolah di SMA tersebut karena keramahan teman dan guru – gurunya. Kebanyakan siswa di Sekolah ini adalah siswa kurang mampu dengan ekonomi menengah kebawah. 
Menurut keterangan bapak kepala Sekolah biaya sekolah sebesar Rp 90.000,- setiap bulannya. Namun melihat ekonomi orang tua wali sekolah mencarikan keringanan biaya dengan beasiswa sehingga tiap bulan hanya membayar Rp25.000,-. Beasiswa ini didapat dari donatur dan pemerintah. Namun kenyataannya masih banyak wali murid yang belum dapat membayar SPP dikarenakan wali murid tersebut kurang mampu. Sekolah ini tidak membiarkan siswanya putus sekolah, mereka mengusahakan dana bantuan yang lebih untuk membant siswanya yang memang kurang mampu.
Sekolah ini mempunyai kegiatan ekstrakulikuler diantaranya: seni suara, musik, keterampilan menjahit, komputer/TI, pramuka muhammdiyah atau biasa disebut Hizbul Wathan. Sarana dan prasarana yang ada di SMA ini yaitu: mesin jahit, laptop sejumlah 10, webside, Wifi, perpustakaan lab IPA, Ruang kelas, kantor guru, kantin, parkir, lapangan dan masjid. Utnuk ruang lab sdikit kurang berfungsi karena sekolah ini notabenya sekolah sosial. Lab ini merupakan sumbangan dari pusat, mungkin pusat yang kurang mengerti kebutuhan yang mungkin dibutuhkan sekolah tersebut.
Jumlah siswa di sekolah ini ada 63 siswa, terbagi dalam kelas X ada 22 siswa kelas XI ada 19 siswa, dan di kelas XII ada 22 siswa. Untuk penjurusan kelas hanya dibuka untuk kelas IPS, hal ini ditujukan untuk lebih meningkatkan sifat sosialnya. Menurut keterangan pak Marno yaitu untuk mengimbangi daya pikir atau kemampuan siswa yang sekolah disana yang notabenenya juga menengah kebawah. Mata pelajaran yang diajarkan oleh sekolah ini seperti sekoah pada umumnya hanya saja diberi mata pelajaran ciri khusus sebagai tambahan. Mata pelajaran ciri kusus ini ditujukan untuk membentuk kereligiusan ke siswanya. Jam belajarnya seperti SMA pada umumnya masuk jam 07.00 sampai jam 13.30 WIB.  Khusus untuk hari jum’at sampai jam 11.00 WIB. Untuk sekolah pada hari biasa, diwajibkan bagi siswa untuk sholat Dzuhur berjama’ah. Sedangkan untuk hari Jum’at tidak diharuskan, dikarenakan tempat sholatnya digunakan warga sekitar untuk sholat Jum’at dan siswa disuruh untuk sholat jum’at dirumah saja.
Sistem pembelajaran yang di lakukan di sekolah ini juga sama dengan sekolah lainnya, sering dengan metode ceramah. Untuk siswa tunanetra juga sama. Mereka akan mencatat sendiri pelajaran dengan huruf braille sesuai demgan keahlian mereka. Mereka mendapatkan keahlian tersebut sejak SMP yang dulu berasal dari YKAB.  Kesulitan untuk menjelaskan ke siswa sama seperti kesulitan yang di alami di YKAB yaitu menjelaskan angka dan grafik kepada siswa tunanetra. Namun selama ini kesulitan tersebut dibantu oleh teman sebangku yang mempunyai kekurangan tersebut atau dengan istilah tutor sebaya, begitu keterangan bapak kepala sekolah.
Untuk ulangan atau tes sekolah sama dengan tes sekolah lain. Untuk yang tuna netra biasanya di tempatkan didepan dan soalnya dibacakan oleh guru pendamping atau dari pengawas. Untuk ujian kemarin sudah ada tim dari dikbas yang bertugas mendampingi siswa tuna netra tersebut. disini pendamping bertugas untuk membacakan soal dan memblatkan jawaban siswa. Perlakuan khusus juga diberikan untuk siswa tunanetra yaitu tambahan waktu 45 menit untuk ujian kemarin. Dari pengalaman itu siswa tuna netra justru kebih cepat atau berbarengan selasainya dengan siswa biasa untuk beberapa mata pelajaran. Tambahan waktu ini hanya dipakai untuk mata pelajaran bahasa inggris dan matematika saja.
Jumlah tenaga pengajar di SMA Muhammadiyah 5 Jaten ada 20 orang guru dengan 4 diantaranya bersetatus DBK (guru PNS yang di perbantukan).  Sedangkan untuk tata usaha di pegang oleh 1 orang pegawai dan 1 orang lagi bertugas sebagai penjaga dan sekaligus tukang kebun.

B.     KURIKULUM
Dalam observasi tentang kurikulum ini kami menemui wakil kepala sekolah bagian kurikulum yaitu Ibu Cahya Suryani. Di sekoloah ini beliau juga mengampu mata pelajaran Sosiologi.
Kurikulum yang digunakan oleh sekolah ini sama dengan sekolah biasa yaitu KTSP. Hanya saja guru dalam membuat RPP dan silabus sedikit berbeda. Perbedaannya terletak pada bagian keterangan. Untuk sekolah inklusi silabus dan RPP di beri keterangan “ untuk anak ABK dalam membaca di bacakan oleh teman atau guru”. Guru yang mengampu di setiap kelas pun tetap 1 sesuai mata pelajaran yang di sampaikan.
Sedangkan untuk proses belajarnya tetap sama dengan sekolah lain. Pada sekolah inklusi, anak ABK di setarakan dengan siswa normal lainnya dalam proses pembelajaran, baik dari segi waktu pembelajaran maupun mata pelajaran yang di gunakan. Hanya saja untuk anak yang slow learner di berikan tambahan waktu oleh guru untuk mempelajari materi sendiri di ruang guru dengan bantuan guru mata pelajaran yang terkait pada saat jam istirahat.
Untuk mata pelajaran yang di berikan sama untuk semua siswa baik yang normal maupun ABK. Anak ABK dalam mengikuti pelajaran olah raga juga sama dengan anak normal lainnya, hannya saja yang wajib di ikuti hanya yang memungkinkan dan bisa mereka lakukan. Sedangkan untuk tugas di samakan tingkatannya hanya caranya saja yang di bedakan. Sebagai contohnya jika anak yang normal di berikan tugas untuk membuat keliping maka untuk anak yang ABK, tuna netra pada khususnya di berikan tugas mencari berita di TV ataupun radio dengan tema sama dengan siswa normal lainnya dan menulisnya. Bobot dari kliping dan karya tulis ini di samakan. Sedangkan untuk tugas tertentu ada yang sama. Untuk anak ABK, tuna netra pada khususnya biasanya mereka menggunak huruf Braille dalam mengerjakan tugas. Maka dari itu sebelum mengumpulkan tugas tersebut ke pada guru, tugas tersebut di salin dulu ke dalam tulisan biasa dengan bantuan teman yang normal untuk menuliskannya.
Dalam proses belajar mengajar, biasanya tempat duduk anak ABK di damping oleh anak normal. Hal ini bertujuan untuk pendampingan dan membantu jika mengalami kesulitan dan ketertinggalan. Selain itu juga agar anak ABK tidak merasa terdeskriminasi atau merasa tersingkir. Saat menjalani tes ujian sekolah maupun tes lainnya anak ABK di dampingi oleh guru yang bertugas untuk membacakan dan menuliskan jawaban dari siswa. Waktu yang disediakan untuk anak ABK dalam mengerjakan soal tes juga di tambah.
Di sekolah ini juga tersedia berbagai macam ekstrakurikuler dan keterampilan. Keterampilan yang di sediakan adalah menjahit, akuntansi, dan bahasa mandarin. Hari dan waktu pelaksanaannya sama, sehingga siswa di bebaskan untuk memilih keterampilan mana yang akan di ikuti. Akan tetapi untuk anak tuna grahita di khususkan untuk mengikuti keterampilan bahasa mandarin, sedangkan untuk anak normal di bebaskan memilih keterampilan menjahit atau akuntansi. Sedangkan untuk ekstrakurikuler yang mencolok dari sekolah ini adalah ekskul seni musik. Ekstrakurikuler ini bebas di ikuti oleh semua siswa. Seni musik dari sekolah ini sering di gunakan dalam acara formal seperti rapat guru, upacara dan lainnya.
Manurut pemaparan dari ibu Cahya juga di ketahui bahwa semangat belajar anak ABK tidak kalah dengan anak normal lainnya, bahkan prestasinya sering kali melebihi anak normal. Hal ini dapat di contohkan, anak yang bernama Ardiansyah adalah anak berprestasi yang selalu masuk 5 besar di kelasnya, dia juga juara 1 tartil yang di selanggarakan oleh Depag. Contoh lainnya adalah  Rahayu yang mendapatkan juara 2 dan 3 tartil yang di selenggarakan oleh UNIBA selama 2 tahun berturut-turut.
Anak- anak ABK ini juga sering mengikuti kegiatan yang di selanggarakan oleh dinas pebdidikan atau instansi lainya.  Contohnya adalah lari khusus anak ABK dan sosialisasi globe anak ABK yang di selenggarakan selama 1 minggu di Jakarta. Kegiatan ini tidak semua mewakili sekolah akan tetapi seringkali atas nama YKAB Surakarta yang merupakan yayasan yang mereka naungi. Walaupun demikian sekolah tetap mengizinkan karena di anggap sebagai pelatihan siswa untuk mengembangkan dirinya.

C.    ADMINISTRASI
Di bagian administrasi, kami mewawancarai bu Komalia. Beliau menjadi TU mulai tahun 2006 hingga sekarang. Riwayat pendidikan beliau adalah pernah kuliah Magestra D1 kemudian melanjutkan kuliah di Pratama Mulya S1 (teknik) sekarang beliau baru semester 6. Semua bagian administrasi di SMA Muhammadiyah 5 Karangayar hanya dilayani oleh satu orang.
Di SMA Muh 5 Karangayar pembayaran SPP untuk setiap anak yaitu Rp.90.000,- tetapi untuk anak yang kurang mampu mendapat bantuan Rp.65.000,-dan untuk ABK mendapatkan bantuan berupa beasiswa sebesar Rp.1.000.000,- di tahun 2011 dan 2012. Ada juga gerakan orang tua asuh,BKM sebesar Rp.390.000,-/anak,BOS sebesar Rp.125.000,- /anak, AUSKM (anak usia sekolah keluarga miskin).
Pada saat masuk tahun ajaran baru siswa membayar uang seragam sebesar Rp.250.000,- untuk seragam laki-laki dan untuk seragam perempuan sebesar Rp.300.000,-  sedangkan untuk biaya ujian sebesar Rp.400.000,-.
Pada bagian sarana dan prasarana dibantu oleh pemerintah yaitu mendapat bantuan APBD,untuk pembangunan insfrastruktur dana juga berasal dari dana APBD, contohnya: parkir,toilet,dll. Untuk biaya renovasi mengajukan proposal-proposal, ada juga mendapat bantuan dari donator-donatur. Untuk gaji guru sebesar Rp.15.000,-/jam (gaji guru honorer).
Jumlah guru semuanya ada 20 dan kebutuhan tenaga guru ada 23 sedangkan kekurangan tenaga guru ada 4. Guru tetap disana  ada 6 dan guru yang tidak tetap ada 14.

D.    HUMAS
Pada observasi kali ini, kami menanyakan beberapa hal terkait hubungan antara pihak sekolah dengan lingkungannya. Informasi ini kami dapatkan dari Bu Cahyo selaku narasumber kami. Menurut Beliau, respon dari masyarakat sekitar terutama di daerah  Karanganyar  khususnya instansi yang menangani  sekolah ini kaitannya dengan sekolah inklusi adalah mereka telah membina hubungan baik , mereka juga memfasilitasi sarana untuk siswa inklusi. Misal pada saat ujian kemarin, instansi tersebut sebelumnya menanyakan jumlah peserta tunanetra  yang membutuhkan Braille atau terkadang dari pihak sekolah yang memberikan laporan kepada instansi tersebut sebalumnya. Disini terlihat adanya jalinan komunikasi yang baik dengan lembaga-lembaga lain di sekitarnya.  Sedang dari pihak masyarakat, karena mereka menyadari bahwa sekolah ini  memerlukan bantuan financial maka mereka mengadakan penggalangan dana untuk membantu siswa-siswa inklusi walaupun jumlahnya tidak terlalu besar. Khusus anak-anak inklusi, mereka selalu mendapatkan beasiswa. Tetapi jika suatu saat mereka tidak mendapatkan beasiswa maka sekolah mengusahakan mereka tetap mendapatkan beasiswa lewat program lain.
Untuk pensosialisasikan kurikulum sekolah kepada orang tua murid biasanya dilakukan dengan mengundang orangtua/wali murid pada awal tahun ajaran baru untuk memberikan pengertian bahwa di sekolah tersebut adalah sekolah inklusi yang menerima anak berkebutuhan khusus yang termasuk tunanatra ataupun tunagrahita sehingga orangtua/wali murid dapat memahami kondisi sekolah tersebut. Respon dari orangtua/wali muruid yang bersangkutan pun dapat dikatakan baik karena jika mereka diundang ke rapat-rapat sekolah untuk sosialisasi tahun ajaran baru, rapat pelaksanaan ujian ataupun pengambilan raport, maka mereka biasanya selalu hadir mengikuti rapat tersebut.
Untuk proses PSB (Penerimaan Siswa Baru) khusus program inklusi, karena link mereka adalah dari sekolah YKAB Surakarta maka pada saat kelas IX, biasanya dari pihak sekolah Muhamadiyah selalu menanyakan apakah ada yang ingin melanjutkan sekolah ke SMA 5 Muhamadiyah atau tidak, jika ada biasanya mereka menanyakan jumlah anak yang ingin melanjutkan ke sekolah SMA ini. Terkadang dari pihak SMAnya juga tidak perlu mensosialisasikan sekolah SMA ini karena siswa yang berasal dari YKAB cenderung akan mencari informasi sendiri dari senior-senior mereka tadinya di YKAB kemudian melanjutkan ke SMA ini. Kondisi ini, didukung juga dengan transportasi yang dikatakan mudah. Karena letak SMA ini yang selalu dilewati bis-bis atau angkutan umum. Sedang proses PSB untuk program umum dilakukan seperti halnya sekolah-sekolah lain dimana sosialisasi mengenai sekolah SMA diadakan di sekolah SMP-SMP yang ada si sekitar sekolah SMA tersebut. Selain itu, karena ada guru yang juga berprofesi sebagai seorang ustadz, maka sosialisasi juga dilakukan lewat pengajian-pengajian serta sosialisasi lewat penyebaran pamphlet juga tetap dilakukan. Yang jelas menurut Bu Cahyo, sosialisasi yang dilakukan oleh pihak SMA tidak mengeluarkan banyak biaya.
Penerimaan guru atau karyawan sekolah karena sekolah ini adalah sekolah swasta dilakukan berdasarkan kebutuhan dari pihak sekolah. Pihak sekolah akan mengajukan ke pihak PDM untuk tenaga kerja tertentu, kalau di PDM memiliki criteria yang dibutuhkan sekolah maka pihak sekolah akan menerimanya tetapi jika di PDM tidak tersedia tenaga tersebut berarti pihak sekolah harus mencari sendiri tenaga tersebut.
Sekolah 5 Muhamadiyah ini adalah sekolah yang latar belakangnya tidak dikhususkan untuk siswa-siswa yang berkebutuhan khusus, OLEH KARENA ITU dalam pelayanan pendidikan terutama saat proses KBM guru-guru di sekolah ini menerapkan ilmu umum yang mereka ketahui dalam melayani anak berkebutuhan khusus. Jika mereka menemukan kesulitan/hambatan dalam melayani siswa-siswa inklusi, mereka biasanya melakukan konsultasi dengan sekolah YKAB karena mereka beranggapan bahwa karena anak-anak tersebut sebelumnya bersekolah di YKAB maka telah terjalin hubungan antara guru dan muruid yang baik di sekolah YKAB. Tetapi jika kesulitan/hambatan tersebut masih bisa diatasi oleh guru-guru di sekolah SMA ini, maka pihak guru akan menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari YKAB.

E.     KESISWAAN
Wakasek kesiswaan bernama pak Mukhlis. Bagian kesiswaan terdiri dari:
1.      Ekstrakurikuler
-          Keterampilan Komputer yang sifatnya wajib
-          HW (Hisbul Waton) atau disebut pramuka yang sifatnya wajib setiap hari sabtu
-          Seni Musik -> setiap siswa bebas mengikuti (tidak diwajibkan) setiap hari Selasa
Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 5 Karangayar diikuti oleh semua siswa baik anak normal maupun anak inklusi. Anak-anak inklusi di SMA Muhammadiyah 5 Karangayar hanya terdiri dari anak tunanetra dan slow learner. Untuk keterampilan komputer telah disediakan komputer khusus untuk anak-anak tunanetra. Pilihan ekstrakurikuler yang sedikit disebabkan jumlah muridn yang sedikit, namun mulai tahun depan sekolah ini berencana membuka ekstrakurikuler dalam bidang olahraga seperti tenis meja, voli, dan futsal. Untuk kegiatan perkemahan di luar sekolah, sekolah ini belum pernah mengikutsertakan siswa-siswanya dalam kegiatan tersebut karena belum ada pemandu khusus untuk kegiatan tersebut. Tidak ada kendala bagi anak-anak inklusi dalam kegiatan ekstrakurikuler karena mereka merupakan anak-anak yang mandiri dan aktif, bahkan anak-anak inklusi cenderung mempunyai kemampuan lebih dalam bidang seni music dan komputer dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya.
2.      Organisasi
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolah ini sama dengan OSIS di Sekolah umum lainnya. Dalam organisasi ini  melibatkan pula anak-anak inklusi.
3.      Lomba
Untuk kegiatan lomba, SMA Muhammadiyah 5 Karangayar hampir mengikuti semua kegiatan yang diadakan di tingkat Kabupaten dan mengikutsertakan anak-anak inklusi. Prestasi yang pernah diraih di antaranya:
-          Juara I lomba MTQ tingkat Kabupaten atas nama Ardiansyah. Ardiansyah adalah seorang siswa tunanetra yang sekarang duduk di kelas 3.
-          Juara II lomba MTQ tingkat Karasidenan atas nama Rahayu, ia juga seorang anak tunanetra.
Sebelum mengikutsertakan siswa-siswanya sekolah ini menyeleksi siswa-siswanya terlebih dahulu.
4.      Beasiswa
Ada beasiswa khusus dari pemerintah untuk anak-anak inklusi sebesar Rp. 100.000/bulan untuk tiap anak. Pemerintah juga memberikan bantuan alat untuk menunjang pendidikan anak-anak inklusi.
Untuk kegiatan kesiswaan lainnya misalnya ada kegiatan penelusuran alumni yang melanjutkan ke perguruan tinggi karena hampir 80% anak-anak inklusidi sekolah ini melanjutkan ke perguruan tinggi (untuk anak tunanetra).
Di sekolah ini terdapat muatan lokal yaitu menjahit untuk anak-anak normal dan muatan lokal bahasa mandarin untuk anak-anak inklusi (tunanetra)  ,dan untuk anak slow learner ialah menjahit

F.     KELAS
a.       Kondisi kelas:
                         Kelas X ini memiliki luas 7 x 9 meter2. Fasilitas pembelajaran yang ada dikelas ini tergolong cukup lengkap, disini  terdapat meja siswa, kursi siswa, meja guru, kursi guru, papan tulis, papan absensi, daftar piket, jam dinding, kalender, data pengurus kelas, dan daftar piket. Secara umum kondisi masing-masing barang masih berfungsi secara baik. Di kelas ini sirkulasi udara cukup baik karena halaman depan berupa lapangan dan halaman belakangnya adalah persawahan milik penduduk.
b.      Kondisi siswa
Observasi kelas dilakukan di kelas X  SMA Muhammadiyah 5  Karanganyar, Dikelas X  terdapat 22 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan, tapi saat kami melakukan observasi hanya terdapat 20 siswa saja. Di kelas ini terdapat 2 orang siswa yang mengalami keterbatasan dalam melihat. Kedua siswa ini bernama Tutut dan Narti. Tutut menderita Low Vision dan Narti menderita tunanetra total. Kondisi dikelas ini cukup aktif, hal ini terlihat saat proses pembelajaran berlangsung. Saat kami melakukan observasi, dikelas ini sedang ada pengoreksian hasil ujian mid Bahasa Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi unsur-unsur sastra (hikayat) dari guru Bahasa Indonesia, Ibu Lia. Saat proses pembelajaran berlangsung, kondisi kelas tergolong cukup nyaman. Saat mencocokkan pekerjaan teman sekelasnya, terkadang ada juga siswa yang bertanya apakah jawaban temannya sudah sesuai apa belum.  Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang mengajar saat itu, Ibu Lia, Beliau mengatakan bahwa hasil ujian kali ini cukup lumayan baik, termasuk Tutut dan Narti.
Berikut ini adalah biodata singkat dari Narti dan Tutut :
HASIL WAWANCARA SISWA :
Ø  Nama                                             : NARTI
Ø  Tempat, Tanggal Llahir                 : Sragen, 2 April 1993
Ø  Alamat                                          : Sragen
Ø  JenisKelamin                                 : Perempuan
Ø  Kelas                                             : X
Ø  Cita – Cita                                     : Guru
Ø  Hobby                                           : M
Siswa ini mengalami kebutaan sejak lahir .Dia tinggal di Asrama YKAB, Jebres Solo.Ingin sekolah disini karena transportasi menuju SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar mudah hanya dengan naik bus satu kali dan berhenti tepat di depan sekolah. Selama menjadi siswa di sekolah tersebut Narti tidak pernah mengikuti olahraga. Sekolah disini menurutnya sangat menyenangkan karena lebih banyak siswanya. Narti pun pernah merasa minder, namun teman-temannya bisa menerima dia apa adanya. Di sekolah tersebut dia mengikuti ekstra bahasa Mandarin. Dalam menulisNarti ini menggunakan alat bantu huruf braile dan menggunakan kertas bekas. Mata pelajaran Fisika menurutnya susah dalam berhitungnya, kalau untuk pemahaman materinya masih mudah. Sedangkan mata pelajaran Kimia pemahaman materinya bisa.Untuk proses kegitan pembelajaran menurutnya cukup menyenangkan, penyampaian materinya enak. Teman-teman di kelas membantu menjelaskan materi atau kalau kurang paham langsung bertanya kepada guru. Saat tes semesteran , Narti mendapat dampingan dari YKAB untuk membaca kansoal. Untuk tugas sekolah yang peserta didik Inklusi lebih dipermudah. Narti pun menmpunyai HP dengan tipe Nokia 7610 dengan pemograman sendiri yang smsnya ada suaranya .

Ø  Nama                     : Tutut Tri Anisa
Kelahiran               : 1993
Tutut ini berasal dari SMP YKAB Jebres, Solo dan saat ini dia masih tinggal di Asrama YKAB Jebres, Solo. Tututmemilih SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar selain merupakan Sekolah Inklusi dari segi transportasinya mudah hanya dengan naik bus satu kali.Tidak ada kesulitan pergi kesekolah karena kondektur busnya sudah paham. Tutut ini penderita Low vision, dia lahir dengan keadaan normal dan mulai memakai kacamata sejak SD, namun kemudian minusnya terus bertambah sampai tidak ada lensa yang cocok. Hingga akhirnya memakai alat bantu kacapembesar. Sekolahnya sempat terputus 3 tahun karena putus asa tidak bisa melihat dengan jalas. Namun karena dorongan keluarga akhirnya dia mau melanjutkan sekolah lagi. Tutut mempunyai 2 saudara laki-laki yang tidak memperhatikan namun bapak dan ibunya sangat perhatian, gigih, membiayai sekolah. Selama di asrama sering dijenguk oleh kedua orang tuanya biasanya dalam sebulan sekali, dan dalam kegiatan belajar biasanya dibantu oleh teman sebangku dan juga guru juga turut membantu dan mendekatinya dalam proses belajarnya, dalam belajar untuk melihat Tutut menggunakan kaca pembesar untuk memudahkan membaca.



PENDAPAT TEMAN :
Menurut teman sebangku dan sekelas dia adalah anak yang sering mengeluh, dan penampilanya juga biasa saja seperti penampilan anak normal lainnya. Di dalam kelas dia adalah anak yang kuarang biasa aktif dalam proses belajar, penyebabnya karena sering ada kesulitan untuk memahami pelajaran karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahaminya, dan dia adalah anak yang lebih suka menghafal dari pada menghitung karena menghitung lebih abstrak. Pada awal masuk sekolah ia adalah anak yang sulit untuk beradaptasi, baik dengan teman – temannya maupun dengan lingkungannya, karena sebagian besar teman- temanya berkondisi normal, namun sekarang sudah bisa beradaptasi dengan teman - temannya, sehingga Tutut sekarang hafal dengan teman- temanya. Ketika ujian dibacakan guru, dan ada tambahan waktu pada saat tes. Kesuliatan belajar di kelas mendorong dan memotivasinya untuk belajar lebih baik lagi di asrama, pada suatu hari pernah kaca pembesarnya ketinggalan diasram aja dibelajar di kelas sangat bergantung pada teman sekelasnya dan terutama adalah temansebangkunya. Selain itu kesulitan yang lain adalah sulit untuk memahami rumus terutama pada pelajaran kimia, karena pada kelas X banyak menggunakan rumus- rumus.
c.       Kondisi Guru
Saat melakukan observasi dikelas X, guru yang sedang mengajar adalah Ibu Lia. Ibu Lia adalah salah satu staff guru yang mengajar di SMAM 5  Karanganyar. Ibu Lia mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, beliau mulai mengajar di sekolah ini sejak tahun 2009. Beliau adalah alumni S1 Pendidikan Bahasa Indonesia UNS. Selain mengajar di sekolah ini beliau juga mengajar di SMA Jaten  Karanganyar. Kiat-kiat yang diterapkan oleh Ibu Lia saat mengajar siswanya yang heterogen adalah lebih banyak memberikan perhatian kepada siswa terutama anak yang memilki keterbatasan, sabar dan telaten. Ibu Lia termasuk salah satu guru yang dekat dengan siswanya terutama anak yang memiliki keterbatasan dalam melihat. Beliau seringkali berkomunikasi dengan siswanya melalui sms. Handphone yang digunakan oleh anak tunanetra sudah didesain khusus dengan progam jos. Cara menggunakan handphone yang diprogam dengan jos adalah dengan mendengarkan suara yang dikeluarkan oleh handphone seusai menekan tombol keypad. Jika pada handphone biasa jika kita berkeinginan untuk menulis, maka kita akan melihat abjad pada keypad kemudian menekannya, tapi kalau pada handphone yang diprogam dengan jos adalah menekan kemudian mendengarkan suara yang merupakan hasil dari apa yang kita ketik, hal ini berlaku juga jika ingin membaca sms. Ditekan kemudian didengarkan isi dari sms. Prinsip ini juga belaku untuk pemakaian laptop atau computer yang menggunakan progam jos.

G.    KESIMPULAN
Observasi ke sekolah inklusi kami laksanakan pada hari sabtu tanggal 5 Mei 2012 sekitar pukul 07.30–10.00 WIB. Kami mengunjungi SMA Muhammadiyah 5 Jaten,   Karanganyar. Tepatnya di Jalan Raya Solo–Sragen Km 10, Sroyo, Jaten,  Karanganyar. Kondisi sekolah ini sudah dapat di katakana baik dan lengkap. Hal ini dapat terlihat dari sarana dan prasarana yang lengkap dan dalam kondisi yang baik serta tersediannya tenaga pengajar yang cukup.
Sekolah inklusi merupakan sekolah yang mempunyai program pendidikan yang melayani peserta didik yang berkebutuhan khusus. System pada sekolah ini sama dengan sekolah biasa. Baik dari segi kurikum maupun metode pembelajaran yang di terapkan.
Untuk mengatasi kesulitan pada penyampaian materi pembelajaran pada anak ABK di terapkan metode tutor sebaya dan membantu membacakan teks soal dan menuliskan jawaban sesuai jawaban yang di kehendaki siswa saat diadakan tes. Perlakuan yang di terapkan pada anak ABK pun juga sama dengan siswa normal lainnya, baik dari segi mata pelajaran yang di berikan maupun tugas yang di bebankan.