LAPORAN
HASIL OBSERVASI
ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA
DI
YKAB SURAKARTA
KELOMPOK
:
1.
DHIAN
MAGETI / K2310024
2.
FATIMA
ISTIQOMAH DJ / K2310038
3.
MUKHIBAH
RIZKI H. / K2310065
4.
NUR
SYAKIRAH R. P. S / K2310070
5.
SEPTI
WULANDARI / K2310086
PENDIDIKAN FISIKA 2010 C
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
LAPORAN
HASIL OBSERVASI
DI
YKAB HOS. COKROAMINOTO
SURAKARTA
A.
Pendahuluan
a.
Latar
Belakang
Kegiatan observasi ini merupakan kegiatan pembelajaran mata kuliah
Pendidikan Inklusi di program studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas
Maret. Kegiatan observasi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengenal secara
langsung anak anak yang berkebutuhan khusus. Dengan mata kuliah ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa sebagai calon
guru dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di berbagai daerah di
Indonesia.
Dalam penyelenggaraan pendidikan
inklusi, perlu adanya identifikasi bagi anak didik berkebutuhan khusus agar
keberadaan mereka dapat diketahui sedini mungkin. Setelah dilakukan
identifikasi, selanjutnya diberikan program pelayanan sesuai kebutuhan
masing-masing yang kemudian sebagai acuan untuk pemberian layanan Pendidikan
Khusus secara inklusif. Berdasarkan
peraturan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70 tahun 2009
tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan
memiliki potensi kecerdasan dan / atau bakat istimewa perlu mendapatkan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan hak asasinya yang diselenggarakan
secara inklusif.
Yang dimaksud dengan pendidikan
inklusif adalah system penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada semua peserta didik yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta
didik pada umumnya.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam
pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya.
Mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan
sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
belajar masing-masing anak.
Klasifikasi anak berkebutuhan
khusus diantaranya tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras,anak autis, anak lamban belajar dan anak dengan kecerdasan istimewa
(gifted and talented).
Pada kesempatan ini dilakukan
observasi YKAB HOS. COKROAMINOTO yang merupakan yayasan kesejahteraan untuk
anak tunanetra agar para mahasiswa lebih mengenal pendidikan anak-anak tunanetra.
B.
Pembahasan
a. Pelaksanaan
observasi
Hari/ tanggal : Rabu, 21 Maret 2012
Tempat :YKAB
(Yayasan Kesejahteraan Anak Buta) HOS.COKROAMINOTO, Jagalan , Jebres, Surakarta
b. Hasil
Observasi
1. Karakteristik
tunanetra :
Anak
dengan gangguan penglihatan (Tunanetra) adalah anak yang mengalami gangguan
daya penglihataan sedemikian rupa, sehingga membutuhkan layanan khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya.
·
Ciri-ciri fisik:
-
Kurang melihat (kabur), tidak mampu
mengenali orang pada jarak 6 m.
-
Kesulitan mengambil benda kecil
didekatnya.
-
Tidak dapat menulis mengikuti garis
lurus.
-
Sering meraba-raba dan tersandung waktu
berjalan,
-
Bagian bola mata yang hitam berwarna
keruh/bersisik kering.
-
Tidak mampu melihat.
-
Mata bergoyang terus
·
Intelektual
Intelektual atau kecerdasan anak
tunanetra umumnya tidak berbeda jauh dengan anak normal/awas. Kecenderungan IQ
anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah. Intelegensi mereka
lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya.
Mereka juga punya emosi negatif dan positif, seperti sedih, gembira, punya rasa
benci, kecewa, gelisah, bahagia dan sebagainya
·
Sosial
- Menutup diri
- Perasaan mudah
tersinggung
- Curiga terhadap orang
lain
- Mengenal orang lewat
suara/rabaan
- Antisipasi terhadap
orang yang pernah mengecewakannya
Anak tunanetra
sebagaimana anak lainnya, membutuhkan pendidikan untuk mengem-bangkan potensi
yang dimilikinya secara optimal. Oleh karena adanya gangguan penglihatan, anak
tunanetra membutuhkan layanan khusus untuk merehabilitasi kelainannya, yang
meliputi: latihan membaca dan menulis huruf Braille, penggunaan tongkat,
orientasi dan mobilitas, serta latihan visual/fungsional penglihatan.
Layanan
pendidikan bagi anak tunanetra dapat dilaksanakan melalui sistem segregasi,
yaitu secara terpisah dari anak awas; dan integrasi atau terpadu dengan anak
awas di sekolah biasa. Tempat pendidikan dengan sistem segregasi, meputi:
sekolah khusus (SLB-A), SDLB, dan kelas jauh/kelas kunjung.
2.
Lembaga Pendidikan
YKAB HOS. COKROAMINOTO
Jl. Cokroaminoto 43, Jagalan, Surakarta
3.
Kurikulum Pembelajaran
a.
Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan
Khusus
Berdasarkan
Permendiknas Republik Indonesia, struktur kurikulum satuan pendidikan khusus
tunanetra dikembangkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
b. Kurikulum
untuk peserta didik berkelainan tanpa disertai dengan kemampuan intelektual di
bawah rata-rata, menggunakan sebutan kurikulum SLB-A, SMPLB-A dan SMALB-A.
c. Kurikulum
untuk peserta didik berkelainan yang disertai dengan kemampuan intelektual di
bawah rata-rata, menggunakan sebutan Kurikulum SDLB C, C1, D1, G ; SMPLB C, C1,
D1, G ; dan SMALB C, C1, D1, G.
d. Kurikulum
satuan pendidikan SDLB-A relative sama dengan kurikulum SD umum. Pada satuan
pendidikan SMPLB-A dan SMALB-A dirancang untuk peserta didik yang tidak
memungkinkan dan/atau tidak berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan sampai ke
jenjang pendidikan tinggi.
e. Proporsi
muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMPLB-A terdiri atas 60% - 70% aspek
akademik dan 40% - 30% berisi aspek keterampilan vokasional. Muatan isi
kurikulum satuan pendidikan SMALB-A terdiri dari 40% - 50% aspek akademik dan
60% - 50% aspek keterampilan vokasional.
f. Kurikulum
satuan pendidikan SDLB, SMP LB, SMALB C, C1, D1, G dirancang sangat sederhana
sesuai dengan batas-batas kemampuan peserta didik dan sifatnya lebih
individual.
g. Pembelajaran
untuk satuan pendidikan SDLB, SMP LB, SMALB C, C1, D1, G menggunakan pendekatan
tematik.
h. Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar mata pelajaran umum SDLB-A, SMPLB-A,
SMALB-A, mengacu kepada SK dan KD sekolah umum yang disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan khusus peserta didik, dikembangkan oleh BSNP, sedangkan
SK dan KD untuk mata pelajaran Program Khusus dan Keterampilan dikembangkan
oleh satuan Pendidikan Khusus dengan memperhatikan jenjang dan jenis satuan
pendidikan.
i.
Pengembangan SK dan KD untuk semua mata
pelajaran SDLB, SMP LB, SMALB C, C1, D1, G diserahkan kepada satuan pendidikan
khusus yang bersangkutan dengan memperhatikan tingkat dan jenis satuan
pendidikan.
j.
Program khusus sesuai dengan jenis
kelainan peserta didik tuananetra yaitu orientasi dan mobilitas.
k. Jumlah
dan alokasi waktu jam oembelajaran diatur sebagai berikut.
·
Jumlah jam pelajaran SDLB-A kelas I, II,
III, berkisar antara 28 – 30 jam pembelajaran per minggu dan 34 jam
pembelajaran/minggu untuk kelas IV, V, VI. Kelebihan dua jam pembelajaran dari
SD umum karena ada tambahan mata pelajaran program khusus
·
Jumlah jam pemebalajaran SMPLB-A kelas
VII, VIII, IX adalah 34 jam/minggu. Kelebihan dua jam pembelajaran dari SMP
umum karena ada tambahan mata pelajaran program khusus
·
Jumlah jam pembalajaran SMALB-A kelas X,
XI, XII adalah 36 jam /minggu, sama dengan jumlah jam pembelajaran SMA umum.
Program khusus pada jenjang SMALB bersifat fakultatif dan tidak termasuk beban
pembelajaran
·
Jumlah jam pelajaran SDLB, SMP LB, SMALB
C, C1, D1, Gsama dengan jumlah pelajaran pada SDLB-A, SMP LB-A, SMALB-A melalui
pendekatan tematik.
·
Alokasi per jam pembelajaran untuk
SDLB-A, SMPLB-A, dan SMALB-A masing-masing adalah 30’, 35’, dan 40’. Selisish 5
menit dari sekolah regular disesuaikan dengan kondisi peserta didik berkelainan
4.
Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar pada siswa
berkebutuhan khusus (tunanetra) hampir sama
dengan siswa regular. Hanya saja, terdapat perbedaan pada
kurikulum.Kurikulum siswa berkebutuhan khusus (tunanetra) telah dimodifikasi
sehingga sesuai dengan kebutuhan siswa dan dirancang dengan menyesuaikan dengan
karakteristik siswa berkebutuhan khusus (tunanetra).
Dalam proses belajar mengajar tersebut,
sangat ditunjang dengan keahlian khusus pendidik (guru) dalam penyampaian
materi dan pembentukan karakteristik siswa.Pendidik (guru) haruslah memiliki
kesabaran lebih dan memiliki semangat yang tinggi serta kukuh untuk membantu
dan mencerdaskan siwa.Sehingga dengan arahan tersebut, seorang pendidik pada
siswa berkebutuhan khusus (tunanetra) diharapkan mempunyai metode dan teknik
sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut.
Selain ditunjang dengan keahlian khusus
pendidik (guru), sangat diperlukan pula alat bantu dalam penyampaian materi
kepada siswa berkebutuhan khusus (tunanetra). Dengan alat bantu seperti huruf
braille, komputer bicara (dengan aplikasi Jaws) dapat membantu dalam
mentransfer ilmu dari pendidik (guru) kepada siswa berkebutuhan khusus
(tunanetra).
Proses belajar mengajar tersebut
diharapkan dapat menciptakan pribadi siswa yang mempunyai keahlian akademis dan akhlak yang baik.
5. Kegiatan
ekstrakurikuler
-
Pramuka
-
Karawitan
6.
Sarana Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana yang digunakan
dalam proses belajar mengajar di YKAB HOS. COKROAMINOTO, Jebres, Surakarta
adalah sebagai berikut.
1)
Alat Bantu Pembelajaran
a)
Huruf Braille
b)
Komputer Bicara (menggunakan aplikasi
Jaws)
c)
Reglet
d)
Sabak dan paku untuk penulis pemula
(anak TK)
2)
Alat Bantu Komunikasi
Handphone
Bicara
3)
Alat Bantu yang Menunjang
Ekstrakurikuler
a)
Alat-Alat Karawitan
b)
Alat-Alat Band
c)
Alat-Alat Olahraga (pingpong)
d)
Alat-Alat Permainan (catur)
4)
Perpustakaan
a)
Kaset dan CD
Berjumlah
1152 buah, kaset di dapat dari mitra
netra dan balai penerbitan Braile, siswa di YKAB lebih suka mendengarkan
kaset dan CD cerita novel, kaset dan CD sudah tidak begitu di minati lagi oleh
siswa karena mereka lebih suka membaca.
b)
Buku dengan huruf braille
terdapat
berbagai macam buku braile di perpustakaan YKAB bahkan ada juga atlas braile,Al-
Qur’an Braile,dll.
5)
Fasilitas sekolah
a) Ruang
ICT
b) Ruang
perpustakaan
c) Kantor
guru
d) Kantin
e) Asrama
f) Ruang
Terapi
7.
Pelaku Pendidikan
1)
Siswa
Siswa di YKAB HOS CKROAMINOTA Terdiri
dari siswa TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Jumlah keseluruhan 66 siswa. Semua
siswa memiliki keterbatas tuna netra yaitu tunanetra total dan sebagian. Ada
juga yang mempunyai lebih dari satu(ganda) kebutuhan khusus. Siswa tidak hanya
berasal dari daerah sekitar Surakarta saja namun ada yang berasl dari Semarang,
Temanggung, Kudus, dll. Pada dasarnya, siswa- siswa yang memiliki keterbatasan
tunanetra banyak yang memiliki IQ sama dengan orang normal, mereka juga
memiliki bakat yang dikembangkan di sekolah seperti Seni karawitan, Band,
Massage, menyanyi, sebagian dari mereka bahkan sudah mendapat juara baik lokal
maupun nasional.
Siswa yang mempunyai kemampuan akademis
dan non akademis istimewa atau sama dengan siswa normal dan mampu mengikuti
proses pembelajaran di sekolah umum dapat melanjutkan ke TK,SD,SMP dan SMA
inklusi.TK inklusi yang ada di Surakarta dan Sekitarnya misalnya TK Al Islam
surakarta,SD inklusi misalnya: SD Petoran, SD Bromontakan, SD Pajang 1, SD
manahan 1 dan SD kartopuran. SMP inklusi misalnya: SMP 12 Surakarta, SMP 8
Surakarta dan SMP 20 Surakarta. SMA inklusi misalnya: SMA N 8 Surakarta dan SMA
Muhammadiyah 5 Kebakkramat. Untuk tingakatan SMA inklusi di bidang bakat dan
seni siswa dari YKAB dapat melanjutkan ke SMK 8 Surakarta. Lulusan dari SMA
inklusi dapat melanjutkan ke universitas sesuai dengan kemampuan akademik dan
bakatnya. Universitas yang menjadi rujukan bagi anak-anak berkebutuhan khusus
dari lulusan YKAB yaitu IAIN Surakarta, ISI Surakarta, UIN Jogjakarta.
Pada
dasarnya di YKAB ini khusus untuk anak
berkebutuhan khusus Tuna netra, namun pada kenyataannya juga menerima beberapa
siswa yang menderita Autis dan Lamban belajar meskipun mereka tidak tunanetra.
Ada juga siswa yang tunanetra autis dan tunanetra lamban belajar, mereka
dikelompokkan kedalam kelas ganda.
Karakteristik siswa di YKAB sama seperti
anak-anak normal, mereka ceria dan menikmati hidupnya. Bahkan mereka tidak
terlihat sebagai anak yang memiliki kebutuhan khusus. Hanya saja, mereka lebih
sensitif terhadap suara. Kebanyakan anak yang kami temui ramah, terbuka, supel
dan periang.
2)
Guru
Guru di YKAB HOS COKROAMINOTO
terdiri dari:
-
17 orang PNS di pekerjakan
-
1 orang PNS profesi yang diangkat oleh
Provinsi
-
1 orang guru agama dari Depag
-
7 orang guru Wiyata Bakti.
Jadi seluruh guru yang ada di YKAB berjumlah
26 orang. Satu guru di sekolah luar biasa seharusnya mengampu 8 orang siswa
berkebutuhan khusus, namun di YKAB satu orang guru maksimal mengampu 5 orang
siswa, bahkan untuk kelas 4 SD LB seorang guru hanya mengampu 1 orang siswa.
Kepala sekolah di YKAB ini, terjun langsung mengawasi dan memberikan pelajaran
terhadap siswa berkebutuhan khusus.
3)
Karyawan
Terdiri
dari penjaga kebersihan dan petugas ICT.
8.
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi terhadap pencapaian hasil
belajar pada anak tunanetra pada dasarnya sama dengan yang dilakukan terhadap
anak awas, namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi tes/soal dan
teknik pelaksanaan tes. Materi tes atau pertanyaan yang diajukan kepada anak
tunanetra tidak mengandung unsur-unsur yang memerlukan persepsi visual; apabila
menggunakan tes tertulis, soal hendaknya diberikan dalam huruf braille atau
menggunakan reader (pembaca) apabila menggunakan huruf awas.
9.
Profil Siswa
IDENTITAS
Nama :
Markus Andra Tri Praditya
Tahun Lahir :
2002
Anak Ke :
1
Orang Tua :
Ayah dan Ibu
KONDISI FISIK
Diagnosa :
Tuna Netra
Kecacatan :
masalah gangguan penglihatan
Penyebab keccacatan :
bawaan sejak lahir
Kondisi kesehatan umum :
cukup baik
Kondisi gizi :
cukup (nasi, sayur, lauk-pauk)
Alat bantu :
tidak perlu
Pendidikan :
SD kelas 4
Sosial :
- belum berpartisipasi dalam keluarga dan belum bisa mengontrol emosinya.
-Pendiam dan pemalu
Kemampuan untuk hidup sendiri: belum mampu
KEUNGGULAN
Mandiri dalam
melakukan aktivitas pribadi
Komunikasi
lancar (pendengaran dan wicara lancar)
Sudah bisa
menulis dengan diberi contoh
Cepat
menangkap materi pelajaran
KELEMAHAN
Kondisi penglihatannya
C.
Kesimpulan
-
Anak dengan gangguan penglihatan
(Tunanetra) adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihataan sedemikian
rupa, sehingga membutuhkan layanan
khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya.
-
Karakteristik anak tunanetra:
·
Ciri-ciri fisik:
- Kurang
melihat (kabur), tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 m.
- Kesulitan
mengambil benda kecil didekatnya.
- Tidak
dapat menulis mengikuti garis lurus.
- Sering meraba-raba dan tersandung waktu
berjalan,
- Bagian
bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik kering.
- Tidak
mampu melihat.
- Mata
bergoyang terus
·
Intelektual
Intelektual
atau kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak berbeda jauh dengan anak
normal/awas. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas
bawah. Intelegensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi,
asosiasi dan sebagainya. Mereka juga punya emosi negatif dan positif, seperti
sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah, bahagia dan sebagainya
·
Sosial
-
Menutup diri
-
Perasaan mudah tersinggung
-
Curiga terhadap orang lain
-
Mengenal orang lewat suara/rabaan
-
Antisipasi terhadap orang yang pernah mengecewakannya
-
YKAB merupakan lembaga yang melayani
anak berkebutuhan khusus tunanetra. Selain itu juga menerima siswa autis dan
lamban belajar.
-
YKAB terdiri dari TK LB-A,SD LB-A, SMP
LB-A dan SMA LB-A.
-
Kurikulum, strategi pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran yang ada di YKAB sama dengan sekolah umum, hanya
memerlukan modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta
didik.
-
Selain ditunjang dengan keahlian khusus
pendidik (guru), sangat diperlukan pula alat bantu dalam penyampaian materi
kepada siswa berkebutuhan khusus (tunanetra). Dengan alat bantu seperti huruf
braille, komputer bicara (dengan aplikasi Jaws) dapat membantu dalam
mentransfer ilmu dari pendidik (guru) kepada siswa berkebutuhan khusus
(tunanetra).
-
Sarana dan prasarana yang digunakan
dalam proses belajar mengajar di YKAB HOS. COKROAMINOTO, Jebres, Surakarta
adalah sebagai berikut.
a.
Alat Bantu Pembelajaran berupa:Huruf
Braille,Komputer Bicara (menggunakan aplikasi Jaws),Reglet,Sabak dan paku untuk
penulis pemula (anak TK)
b.
Alat Bantu Komunikasi: Handphone Bicara
c.
Alat Bantu yang Menunjang
Ekstrakurikuler : Alat-Alat Karawitan,Alat-Alat Band,Alat-Alat Olahraga
(pingpong),Alat-Alat Permainan (catur)
d.
Perpustakaan :Kaset dan CD , Buku dengan
huruf braille
e.
Fasilitas sekolah :Ruang ICT,Ruang
perpustakaan,Kantor guru,Kantin,Asrama, Ruang Terapi
-
Pelaku pendidikan :siswa,guru,kepala
sekolah dan karyawan
-
Evaluasi pembelajaran hampir sama dengan
sekolah normal hanya saja saat UAN menggunakan huruf Braile.
D.
Lampiran
mesin
pencetak huruf Braile Reglet
dan paku
Kegiatan
belajar mengajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar